cover
Contact Name
Rusmin Abdul Rauf
Contact Email
tahdis@uin-alauddin.ac.id
Phone
+6282344228117
Journal Mail Official
tahdis@uin-alauddin.ac.id
Editorial Address
Jl. H. M. Yasin Limpo No. 36 Romangpolong, Gowa, Sulawesi Selatan Kampus II Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis
ISSN : 20867891     EISSN : 27162109     DOI : 10.24252/tahdis
Tahdis : Jurnal Kajian Ilmu Hadis adalah jurnal Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Alauddin Makassar yang berisi artikel ilmiah dan hasil penelitian berkaitan tentang Hadis dan Ilmu Hadis.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 11 No 1 (2020): Tahdis" : 6 Documents clear
ORISINALITAS HADIS NABI SAW. PERSPEKTIF ISLAMOLOG Tasmin Tangngareng
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 11 No 1 (2020): Tahdis
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/tahdis.v11i1.15005

Abstract

Artikel ini membahas tentang kajian hadis di kalangan Islamolog. Pemikiran Islamolog yang mengguncang dunia Islam khususnya para pengkaji hadis telah mendapat perhatian di kalangan agamawan. Hadis yang telah disepakati kesahihannya tiba-tiba mendapat sanggahan dan kritikan baik sanad dan matan hadis, tidak ada lagi yang orisinil dimata Islamolog. Artikel ini menggunakan pendekatan sosio-historis guna membaca literatur sejarah dan pendekatan ilmu hadis sebagai bentuk kritik keakuratan argumentasi Islamolog. Teori yang dihasilkan Islamolog cenderung kepada pengkajian sejarah, sehingga transmisi periwayatan (sanad) dalam pandangan Islamolog tidak ilmiah hanya rekayasa orang-orang abad pertama dan kedua Hijriyah. Hal ini tentu mengundang bantahan dan kritikan para ulama, terlepas adanya pergeseran keilmiahan suatu ilmu. Awal kemunculan Islam, standar ilmiah harus dengan hafalan yang tentu berbeda dengan zaman sekarang yang membutuhkan bukti tulisan.
LARANGAN MENDOAKAN DIRI SENDIRI MENINGGAL DUNIA (STUDI KRITIK SANAD METODE MATEMATIKA HADIS) Muhammad Irham
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 11 No 1 (2020): Tahdis
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/tahdis.v11i1.14101

Abstract

Artikel ini membahas seputar kritik sanad hadis tentang mendoakan diri sendiri meninggal dunia dengan menggunakan metode baru yang dirancang oleh penulis dengan sebutan matematika hadis. Matematika hadis berbeda dengan hadis matematika. Hadis matematika bersifat kajian tematik tentang hadis berkaitan dengan ilmu matematika, sedangkan matematik ahadis adalah sebuah metode baru dalam kritik hadis dengan banyak menggunakan angka dan simbol matematis. Metode matematika hadis dalam tahap pengembanganya bersifat numeral, penuh angka, inisial huruf, rumus, bahkan simbol matematika (eksakta secara umum) seperti £ (baca: lamda), ∑ (baca: sigma), dan Ω (baca: omega). Metode ini digunakan dalam artikel ini untuk memudahkan penulis dalam kritik sanadnya sekaligus memperkenalkan kepada khalayak dan menantikan saran kontruktif dalam pengembangan metode ini. Hasil penelitian ini adalah hadis tersebut adalah hadis sahih dengan dua puluh enam variasi matan di dalamnya. Berarti hadis ini diriwayatkan bi al-ma’na> dari tiga orang sahabat, yaitu Anas Ibn Ma>lik ra., Abu> Hurairah ra., dan Khabba>b ra.
Sustainable Energi dalam Pandangan Islam Kaslam Kaslam; Kaslam Kaslam
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 11 No 1 (2020): Tahdis
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/tahdis.v11i1.13626

Abstract

Hadis Nabi tentang kerjasama muslim dalam tiga hal yaitu padang rumput, air dan api merupakan isyarat akan pentingnya menjaga ketiga sumber daya alam tersebut. Api dalam hal ini energi sudah menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa terpisahkan oleh aktivitas manusia dimuka bumi ini. Oleh karena itu, penggunaannya harus dilakukan secara arif dan bijaksana agar dapat lestari dan bisa dinikmati oleh setiap orang tanpa kekurangan. Penggunaan energi dalam memenuhi aktivitas sehari-hari masih didominasi oleh penggunaan energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara yang tidak dapt diperbaharui. Fenomena penggunaan energi oleh masyarakat yang boros turut mempercepat laju menipisnya sumber energi ini. Oleh karena itu, penggunaan energi yang dapat diperbaharui mutlak untuk segera diterapkan demi kelangsungan pemenuhan kebutuhan energi masyarakat. Banyak potensi sumber daya alam yang diciptakan oleh Allah swt. yang dapat dimanfaatkan dan jumlah tak terbatas seperti matahari, pohon, air, laut, gunung dan angin. Dengan didukung oleh pengelolaan yang efektif dan efisien oleh pemerintah serta pola perilaku masyarakat yang sadar akan pentingnya hemat energi, maka sustainable energi dapat terwujud.Keyword : Penggunaan Energi, Sumber Energi, Sustainable Energi 
Shamail Tirmidhi dalam Diskursus Literatur Hadis tentang Nabi Andi Muhammad Ali Amiruddin
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 11 No 1 (2020): Tahdis
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/tahdis.v11i1.14978

Abstract

Literatur kitab hadis merupakan sumber utama bagai umat Islam untuk mendapatkan informasi yang massif dan akurat terkait keberadaan Nabi Muhammad saw. Tulisan ini mencoba menelusuri kitab Shama>’il al-Tirmidhi sebagai salah satu kitab hadis yang secara khusus memuat gambaran tentang Muhammad, baik dari aspek keberadaanya sebagai Nabi, maupun untuk melihat sifat, hal-ihwal, kepribadian dan kualitas intelektual Muhammad sebagai seorang manusia yang ‘mendapatkan wahyu’ dari Tuhan. Tulisan ini berupaya menunjukkan keberadaan kitab Shama>’il al-Tirmidhi dengan melihat beberapa aspek dari kitab tersebut, menganalisis beberapa hadis yang termuat di dalamnya, yang pada akhirnya dimaksudkan untuk menunjukkan sejauh mana spesifikasi kitab Shama>’il al-Tirmidhi dapat dirujuk secara otoritatif sebagai literatur hadis yang representatif untuk mengkaji kepribadian Nabi Muhammad saw. Ditemukan bahwa hadis-hadis yang termuat dalam kitab Shama>’il al-Tirmidhi tidak memiliki keseragaman dari aspek kualitas hadis dan kandungannya. Berdasarkan kajian beberapa hadis dalam kitab Shama>’il al-Tirmidhi, ditemukan bahwa hadis-hadis yang memiliki kualitas yang lebih baik, tampaknya menyajikan keberadaan Muhammad pada posisinya sebagai seorang manusia yang mendapatkan wahyu ilahi. Sementara hadis-hadis yang memiliki kualitas yang lebih rendah cenderung untuk menggambarkan Muhammad sebagai manusia yang luar biasa, dan memiliki kualitas sebagai seorang yang memiliki kesucian yang tak dapat ditandingi
Otoritas Hadis dalam Asbab al-Nuzul al-Jadid Egi Tanadi Taufik; Hadi Wiryawan
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 11 No 1 (2020): Tahdis
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/tahdis.v11i1.13075

Abstract

Tulisan ini mengidentifikasi otoritas Hadis dalam konsep Asbāb al-Nuzūl Jadīd  menurut M. Amin Abdullah. Asbāb al-Nuzūl Jadīd adalah paradigma tafsir kontemporer yang berbasis pada pola pikir kosmis (worldview), ideologis, antropologis dan teologis. Penulis berusaha mengkritisi peran Hadis sebagai sumber penafsiran dalam tafsir Qur’an kontemporer, terutama dalam metodologi Asbāb al-Nuzūl al-Jadīd.Hadis, yang mengalami beberapa tahapan transformasi dari budaya realitas (qaul, fi’il, taqrīr, shifat Nabi), budaya lisan (tradisi isnād), hingga ke budaya tulis (kodifikasi teks Hadis), menghadapi tantangan untuk terus bertahan di tengah kompleksitas masyarakat kontemporer yang dinamis dan fluktuatif. Terdapat interval antara wilayah ajaran (das sollen) dan wilayah realita (das sein) dalam penggunaan Hadis di tafsir kontemporer. Perbedaan tersebut membuat Hadis jarang dijadikan sebagai rujukan utama dalam tafsir kontemporer dan hanya dijadikan sebagai prawacana atau pre-text.Hermeneutika otoritarian Abou Fadl menjadi sarana untuk mengembangkan konsep Asbāb al-Nuzūl Jadīd dalam konsentrasi studi Hadis. Kritik normativitas matan dan desakralisasi isnad mampu mengungkap spirit Hadis dan meminimalisir subjektivitas perawi (idiosyncronic). Analisis di atas diharapkan mampu menjadi alternatif untuk mereduksi produk penafsiran bersumber Hadis yang sewenang-wenang (despotic interpretation).
Memotong Kumis dan Memanjangkan Jenggot Bagi Jama’ah Tabligh: Studi Living Hadis di Masjid al-Ittihad Yogyakarta Ulummudin Ulummudin
Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis Vol 11 No 1 (2020): Tahdis
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/tahdis.v11i1.13327

Abstract

AbstrakKumis dan jenggot menjadi salah satu fenomena menarik yang menjadi identitas kelompok Jamaah Tabligh di masjid al-Ittihad Yogyakarta. Hampir seluruh anggotanya tidak ada yang berkumis. Sebaliknya, mereka pasti mempunyai jenggot. Praktek tersebut merupakan bentuk aplikasi terhadap hadis nabi yang memerintahkan untuk senantiasa mencukur kumis dan memelihara jenggot. Hadis tersebut diperoleh dari proses pengajian yang rutin digelar di masjid tersebut. Selanjutnya, fenomena ini dikaji melalui pendekatan teori ideologinya Pierre Bourdieu yang mengenal adanya habitus, doxa, dan arena. Habitusnya adalah menganggap bahwa mencukur kumis dan memelihara jenggot merupakan bagian dari sunnah surah, sedangkan doxanya ialah sosok yang diwakili oleh Pak Yahya yang berperan sebagai takmir masjid. Sementara, arena dari fenomena ini adalah komunitas Jamaah Tabligh di masjid al-Ittihad. Adapun proses ideologisasinya dilakukan secara bertahap melalui kajian tanpa ada paksaan dan disesuaikan dengan kesiapan mental para anggota. KeywordsKumis, jenggot, Living Hadis, Bourdieu, Jamaah Tabligh. AbstactMustache and beard are two of the Tablighi Jamaat identities in al-Ittihad mosque which is located in Yogyakarta. Most of their members do not have mustache, but keep beard. These practices are a form of aplication toward hadiths which order to cut mustache and own beard. The hadiths are gained from the process of learning which is continuously conducted in the mosque. This phenomenon is analyzed by using theory of ideology of Pierre Bourdieu which consists of habitus, doxa, and arena.  The habitus is deeming that cutting mustache and keeping beard are part of the sunnah of appearance, while the doxa is Mr. Yahya as a leader of the mosque. The arena of this phenomenon is Tablighi Jamaat community in al-Ittihad mosque. Beside, the process of ideology is applied gradually by a lesson without forcing and it is based on mental readiness of the members. KeywordsMustache, Beard, Living Hadith, Bourdieu, Tablighi Jamaat.

Page 1 of 1 | Total Record : 6